Sabtu, 29 November 2014

fungsi oil filter


Fungsi saringan oli atau filter oli dalam Sistem Pelumasan.
Oli mesin berangsur angsur akan menjadi kotor bercampur dengan carbon, endapan lumpur, kotoran kotoran dan lain lain. Filter oli dibutuhkan untuk menyaring kotoran kotoran tersebut, jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi saringan oli pada sistem pelumasan adalah untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat di dalam oli, sebelum oli itu melumasi bagian-bagian mesin seperti poros engkol, mekanisme katup, dan lain sebagainya. Karena apabila bagian bagian yang bergerak dan bergesekan tersebut dilumasi oleh oli yang kotor atau terdapat kotoran, maka dapat mengakibatkan komponen komponen tersebut akan cepat menjadi aus, lebih lagi dapat menyebapkan kerusakan.
Filter Oli (Saringan Oli)
Gambar Filter Oli (Saringan Oli)
Pada filter oli juga dipasang relief valve. Apabila elemen eleman saringan tersumbat oleh kotoran-kotoran, maka akan terjadi perbedaan tekanan antara saluran masuk dan saluran keluar. Dan apabila sudah melebihi tekanan yang sudah ditetapkan (yakni 1kg/cm2, 14 psi, 98 KPa), maka katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal dan parah.

Peringatan :
Kinerja sistem pelumasan salah satunya tergantung pada kualitas minyak pelumas atau oli, sedangkan kualitas oli sangat tergantung pada kualitas penyaringan oleh filter oli ini, oleh karenanya lakukan penggantian filter ini secara berkala sesuai dengan operasi kendaraan atau petunjuk pabrik pembuat, agar oli selalu bersih dan dapat berfungsi dengan baik. Karena apabila kualitas oli yang buruk dapat menyebapkan komponen komponen mesin menjadi cepat aus.

pegertian filter

 1. Pengertian Filter

Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar mengalirkan suatu pita frekuensi tertentu dan menghilangkan frekuensi yang berbeda dengan pita ini, atau
Filter adalah rangkaian yang dapat memilih frekuensi agar dapat mengalirkan frekuensi yang diinginkan dan menahan (couple), atau membuang (by pass) frekuensi yang lain.

2. Macam-Macam Filter

2.a. Berdasarkan sifatnya, filter ada dua macam
a. Jaringan Filter Pasif
Jaringan Filter pasif hanyalah berisi tahanan, induktor, dan kapasitor saja.
b. Jaringan filter Aktif
Jaringan Filter aktif terdiri dari transistor atau op-amp ditambah tahanan, induktor, atau kapasitor.

2. b. Berdasarkan jenisnya, filter ada 4 macam

a. Filter Low Pass
Filter Low Pass adalah sebuah rangkaian yang tegangan keluarannya tetap dari dc naik sampai ke suatu frekuensi cut-off fc. Bersama naiknya frekuensi di atas fc, tegangan keluarannya diperlemah (turun).
Filter Low Pass adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi rendah serta meredam/menahan frekuensi tinggi. Bentuk respon LPF seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.
Gambar respon LPF
Pita Lewat : Jangkauan frekuensi yang dipancarkan
Pita Stop : Jangkauan frekuensi yang diperlemah.
Frekuensi cutoff (fc) : disebut frekuensi 0.707, frekuensi 3-dB, frekuensi pojok, atau frekuensi putus.

b.Filter High Pass
Filter High Pass memperlemah tegangan keluaran untuk semua frekuensi di bawah frekuensi cutoff fc. Di atas fc, besarnya tegangan keluaran tetap. Garis penuh adalah kurva idealnya, sedangkan kurva putus-putus menunjukkan bagaimana filter-filter high pass yang praktis menyimpang dari ideal.
Pengertian lain dari High Pass Filter yaitu jenis filter yang melewatkan frekuensi tinggi serta meredam/menahan frekuensi rendah. Bentuk respon HPF seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.



c. Filter Band Pass
Filter Band Pass hanya melewatkan sebuah pita frekuensi saja seraya memperlemah semua frekuensi di luar pita itu. Pengertian lain dari Band Pass Filter adalah filter yang melewatkan suatu range frekuensi. Dalam perancangannya diperhitungkan nilai Q(faktor mutu). dengan
Q = faktor mutu
fo = frekuensi cutoff
B = lebar pita frekuensi
Gambar Band Pass Filter seperti berikut ini :



d. Filter Band Elimination
Filter Band Elimination yaitu filter band elimination menolak pita frekuensi tertentu seraya melewatkan semua frekuensi diluar pita itu.Bisa juga disebut Band Reject merupakan kebalikan dari Band Pass, yaitu merupakan filter yang menolak suatu range frekuensi. Sama seperti bandpass filter, band reject juga memperhitungkan faktor mutu.

Minggu, 23 November 2014

cara pembuatan velg (pelek) mobil

Tipe One-piece Cast Wheels
Ini merupakan tipe velg aluminium yang paling banyak ditemukan dan merupakan proses paling simpel. Casting merupakan proses pencetakan (menggunakan mould bentuk velg sesuai desainnya) melalui penuangan aluminium yang dilelehkan. Semudah itu definisinya, tapi dari hasilnya bisa kita lihat banyak velg legenda telah dihasilkan.

GRAVITY CASTING
Gravity casting merupakan proses casting paling basic, yaitu cuma dengan menuangkan lelehan aluminium ke dalam cetakan dengan memanfaatkan gravitasi bumi untuk memenuhi cetakannya. Jadi kunci utama adalah di desain cetakan yang benar-benar memperhitungkan arah gravitasi sehingga kepadatan bentuk bisa didapat. Keuntungannya jelas: harga produksi lebih murah. Tapi tentu desain seperti ini tidak bisa mengakomodir faktor “weight reduction”, karena kepadatan hasil gravitasi membutuhkan lelehan dalam jumlah banyak, yang otomatis akan menambah berat velg. Kepadatan aluminium juga tidak bisa diatur sedemikian rupa, udara masih mudah ikut tercampur . Makanya biasanya proses model ini akan menambah berat velg jika ingin menambah kekuatannya.Produsen kawakan seperti Enkei sendiri hingga saat ini masih melakukan proses 1-piece casting ini, namun dengan berbagai modifikasi yang dikembangkan.

LOW PRESSURE CASTING
Low pressure casting menggunakan tekanan tambahan untuk menuangkan lelehan aluminium ke dalam cetakan, sehingga proses penuangan lebih cepat dan kondisi aluminium bisa lebih padat daripada gravity casting. Tekanan bisa didapat dari pemutaran cetakan itu sendiri, ada juga yang dibantu beberapa alat. Dengan harga produksi yang tidak jauh dari gravity casting, proses casting tekanan rendah ini sekarang menjadi sangat umum. Beberapa produsen velg juga telah mengembangkan proses ini dengan berbagai alat dan ukuran tekanan tertentu , demi terciptanya velg yang lebih enteng. Tentunya biaya pengembangan proses ini juga akan membuat harga velg nya ikutan naik :D

Spun-Rim, Flow-Forming atau Rim Rolling Technology
Ini salah satu pengembangan dari  low pressure  casting; dengan menggunakan sebuah mesin khsuus yang memutar casting awal; memanaskan bagian terluar casting nya; kemudian menggunakan tekanan roller baja sehinggga meenghasilkan bentuk akhir velg. Kombinasi panas, tekanan dan pemutaran itu menghasilkan penampang velg yang kuat — hampir mirip dengan forged, tapi dengan biaya lebih murah. Banyak velg yang menggunakan metode ini berhasil mencapai ‘cita-cita’ light wheel dengan cost yang masuk akal, walau gak murah. BBS telah menggunakan teknologi ini untuk lini F1 dan Indy Cars nya. Contoh tipe aftermarket nya adalah BBS RC.  Enkei juga telah mencoba teknik ini, seperti di Enkei J Speed 3 nya. Bahkan sebenarnya, MAT (The Most Advanced Technology) nya Enkei merupakan pengembangan dari teknologi ini.

detailnya akurat!
Tanpa lawan, inilah teknologi paling mutakhir dalam pengerjaan velg 1 piece. Forging merupakan proses memampatkan billet aluminium solid dengan penekanan yang ekstrim. Hasilnya, sebuah produk aluminium yang sangat padat, kuat dan bisa sangat ringan. Tapi faktor biaya peralatan, pengembangan dan proses, membuat cara ini tidak banyak yang mampu melakukannya. Maka jadilah ekslusifitas, harga membumbung walaupun demand tetap tinggi.

Proses Forging (sumber: AMG Australia)

Semi forging
Secara teori, beberapa pabrikan mengganggap teknologi Semi-Solid Forging (SSF) itu yang paling bagus, karena bisa menggabungkan kelebihan casting, khususnya dalam kemungkinan desain yang kreatif, dan kelebihan forging, khususnya untuk tujuan lightweight dan kekuatan. Tentunya harga juga akan lebih murah daripada forged. Salah satu yang menerapkan ini adalah SSR (Speed Star Racing) di Jepun. Beberapa lini SSF yang terkenal antara lain SSR Type C, SSR Type F, SprintHart CPF.
Secara pembuatan, sebenernya masih dengan mekanisme casting, tapi dengan flow-forming khusus dan beberapa teknik lain, dia mengkompres struktur aluminium menyerupai forging.

   
Tipe Multi-Piece Wheels


Enkei Sport RCS,salah satu contoh 2 pieces-welded construction. Bagian tengah velg dibuat terpish,kemudian di las ke rim/bibir velgVelg tipe ini menggunakan 2 atau 3 komponen terpisah yang dirakit menjadi satu wujud velg.

Umumnya multi-piece wheels menerapkan lebih dari 1 metode pembuatan. Misalnya, bagian tengah dibuat secara casting atau forged, sedangkan lingkar pinggir velg nya dibuat dengan sistem spun dari aluminium. Komponen terpisah tersebut kemudian dibaut, di-sealant atau dilas (welded) menjadi satu.

Model 3-piece sendiri mulai berkembang pada awal 1970-an untuk racing, dengan pertimbangan untuk mengejar light-weight. Gak heran pada perkembangan selanjutnya model ini jadi banyak diterapkan pada R17 ke atas, dengan tujuan yang sama: demi ringan.

Sabtu, 22 November 2014

proses pembuatan body mobil bis

proses pembuatan body mobil merupakan pembahasan kami untuk menanggapi request , dimana saat ini teman -teman penggemar bus di Indonesia dengan sebutan Bismania kami lihat kebanyakan hanya penggemar foto bus dan lebih sepesifikasi penggemar PO  (Perusahaan Otobus) tertentu yang disebut POMania. Oleh karena itu dengan pembahasan kami tentang Proses pembuatan body bus di karoseri ini dapat menambah ilmu dan wawasan menganai "Apa, Bagaimana, dan Apa saja" yang perlu di ketahui dari proses pembuatan sebuah Body bus.
Sebelum melangkah lebih jauh sebaiknya kita ketahui deskripsi dari sebuah kata "Karoseri" yang sering disebutkan didunia otomotif khusus nya body bus, minibus dan truck.
Kata Karoseri berasal dari bahasa Belanda " Carroserrie " adalah rumah-rumah kendaraan yang dibangun di atas rangka/chassis mobil atau chasis khusus bus ataupun truk.
Jadi pada jaman dulu kendaraan di bangun dengan rangka dari kayu yang dilapisi dengan plat tipis sebagai body nya. Lalu bagai mana proses pembuatan body bus di karoseri saat ini?? Nah oleh karena itu mari kita bahasa satu persatu secara keseluruhan.


Proses pembuatan body bus di karoseri memiliki beberapa proses yang hampir semua karoseri terapkan yang kali ini kami bagi menjadi 9 proses, mungikin dari beberapa karoseri membuat sebuah proses yang lebih singkat atau lebih panjang lagi tetapi secara general sama, sebagai berikut:

1. Preparation (Persiapan)
2. Framing (Pembuatan Rangka)
3. Plating (Pengeplatan)
4. Gosok Body
5. Puty (Dempul)
6. Painting (Cat)
7. Triming (Interior)
8. Finishing (Pengecekan terakhir)
9. Pre Delivery Inspection (Quality)

Tambahan!
Dalam pembuatan body bus ada dua macam cara antara lain:
1. Proses pembuatan body bus langsung di atas chasis
2. Proses pembuatan body bus tanpa chasis biasanya body dibangun diatas troley/dami/jig, model seperti ini biasa di sebut docking.

1. Preparation
Proses ini merupakan proses penting dari sebuah pembutan body bus, dimana ketika chasis bus datang dari pemesan maka chasis wajib di perlakukan khusus sebelum masuk ke sebuah "line procces".
Karena dalam proses pembuatan body bus akan banyak proses pengelasan maka beberapa komponen bawaan chasis wajib dilepas untuk menghindari kontak, terbakar, atau rusak karena proses tersebut, biasanya yang wajib dilepas adalah baterai (accu), tangki BBM, stir, dan beberapa komponen elektrik lainnya.
Dan sebelum masuk ke proses selanjutnya perlu di persiapkan peralatan untuk melindungi komponen-komponen yang tidak dilepas dari chasis contoh roda, engine dan kabel elektrik. melindunginya cukup di tutup dengan kain anti panas untuk menghindari percikan api dari mesin las yang dapat melukai bahan karet dan plastik.

2. Framing / Pembuatan rangka body
Setelah proses preparasi siap maka chassis wajib melalui leveling agar body bus tidak miring selanjutnya masuk ke proses pemasangan rangka body (Frame) dan untuk proses penyambungan rangka body ke chassis harus di las di atas clam chassis (bracket) karena chassis bus di larang terkena pengelasan hal ini disebabkan dalam proses pengelasan akan terjadi pemanasan pada logam, jika chassis utama mendapat perlakuan panas maka struktur logam akan mempengaruhi kekuatan dari chassis tersebut. Oleh karena itu di pasanglah sebuah bracket (Clam chasis) yang di pasang di atas chasis dengan baut.

Tahapan pemasangan body bus:
Pembuatan Lantai --> Panel kanan / kiri --> Roof --> Rangka cowl depan belakang

3. Plating (Pengeplatan)
Setalah rangka bus jadi maka saatnya proses pengeplatan di semua sisi Panel kanan / kiri, bagasi samping, dan roof. Untuk lantai terkadang ada yang menggunakan plat ada yang menggunakan plywood/ triplek tergantung permintaan customer.
Dalam proses pengeplatan yang menjadi fokus utama adalah pada proses pengeplatan lambung kanan dan kiri karena bagian ini yang biasa menjadi perhatian apakah produk tersebut baik atau tidak. Biasanya yang menjadi penilaian adalah kerataan lambung karena jika lambung tidak rata maka dalam proses dempul akan membutuhkan dempul yang banyak. Sehingga pada pengeplatan bagian lambung ini di gunakan sebuah mesin dengan nama "Strech machine" yang berfungsi menarik plat yang panjang dan menempelkannya rangka body sehingga plat bagian lambung tidak bergelombang. Atau bisa juga dengan cara manual dengan menggunakan tracker.

4. Gosok Body
Proses gosok body bus ini merupakan proses pembersihan sebelum ke proses dempul dan juga proses pelapisan anti panas dan anti karat pada rangka body bus.

5. Puty / Dempul
Proses pendempulan bertujuan untuk meratakan permukaan body bus yang tidak rata sehingga saat proses painting, cat bisa tampak baik dan merata.

proses dempul

6.Painting / Pengecatan
Proses pengecatan body bus merupakan proses yang paling penting untuk penampilan sebuah bus itu sendiri, jika proses pengecatan baik maka bus akan terlihat mewah atau mahal karena dari pengecatan ini bentuk bus sudah mulai terlihat. Proses pengecatan biasanya melalui beberapa tahapan :  epoxy line, dempul lain, sander lini, primer coating, top coating, cutting sticker line, vernis top coating, dan tahap yang terakhir poles agar proses pengecatan berlangsung lebih cepat biasanya karoseri memiliki sebuah mesin pemanas / oven agar dapat segera beralih ke proses selanjutnya.

7. Triming / Interior
Proses Triming adalah proses pemasangan dari interior bus dimana dari proses ini sangat penting karena pengerjaan interior bus membutuhkan kerapian dalam pengerjaan.
Bus bisa di katakan kelas ekonomi atau eksekutif tergantung dari isi dari interior bus tersebut dan pastinya tingkat kerapian yang menjadi sorotan karena penumpang berada di dalam bus pastinya melihat bagian - bagian dalam bus tersebut.
Triming interior bus antara lain:

    Plafon : terdiri dari ending plafon depan dan belakang, dan juga modul-modul plafon nya.
    Dinding kanan dan kiri
    Bagasi penumpang
    Pilar - Pilar
    Pemasangan Kaca
    AC (Ducting dan Louvre)
    Lighting
    Dashboard
    Rel jok
    Karpet lantai
    Partisi penumpang
    Audio Video
    Door Trim ( handle, lock, karet, list alumunium)
    Seat (Jok)

8. Finishing
Proses finishing merupakan proses terkahir dari pembuatan body bus, proses ini meliputi pengecekan fungsi-fungsi elektrik dan lighting serta terdapat test kebocoran dengan Rain Test.

9. PDI / Pre Delivery Inspection
Merupakan proses pengecekan terakhir sebelum pengiriman ke customer, proses pengecekannya adalah dokumen dan perlengkapan dari bus tersebut.

PEGERTIAN NOKEN AS

NOKEN AS adalah lingkaran batang yang memiliki Nok pada beberapa sisinya.
Tugas dari noken AS adalah untuk membuka batang klep pada waktu yang telah ditentukan oleh siklus otto. Pada beberapa jenis kendaraan memiliki penghubung antara batang klep dengan noken AS, yang ini dinamakan rocker arm. Bentuk dari noken AS berbeda-beda pada sebuah sepeda motor semua tergantung dari posisi dan panjang rocker arm, volume cylinder, berapa tenaga yang ingin dicapai, dan di putaran mesin berapa akan didapat tenaga maksimalnya. Noken AS memiliki beberapa bagian, dapat dilihat pada gambar.


 Penjelasan singkat dari kata-kata yang ada pada gambar: *Base Circle : bentuk lingkar pinggang utama noken AS *Ramp : dimana lingkaran pada Base Circle mulai berubah (terangkat) *Timing Point : titik dimana batang klep mulai terangkat (pengaruh terhadap clearance klep) *Flang : menggambarkan bentuk kejutan dimana klep terangkat *Nose : lama penahanan klep terangkat (lamanya klep akan terbuka secara sempurna) *Lobe Center : titik tengah dari Nose *Lift : tinggainya bubungan/tonjolan yang nantinya akan mengangkat batang klep

Jumat, 21 November 2014

pegertian tentang sistem tranmisi

Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.

Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Yamaha Mio, Honda Vario.


Moda transmisi otomatik

Transmisi otomatik dikendalikan dengan hanya menggerakkan tuas percepatan ke posisi tertentu. Posisi tuas transmisi otomatik disusun mengikut format P-R-N-D-3-2-L, sama ada dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah. Mesin hanya bisa dihidupkan pada posisi P ataupun N saja.

Umumnya moda transmisi otomatik adalah seperti berikut:

    P (Park) adalah posisi untuk kendaraan parkir, Transmisi terkunci pada posisi ini sehingga kendaraan tidak bisa didorong.
    R (Reverse) adalah posisi untuk memundurkan kendaraan.
    N (Neutral) adalah posisi gir netral, hubungan mesin dengan roda dalam keadaan bebas.
    D (Drive) adalah posisi untuk berjalan maju pada kondisi normal.
    2/S (Second) adalah posisi untuk berjalan maju di medan pegunungan .
    1/L (Low) adalah posisi maju pada gir ke satu, hanya digunakan pada saat mengendarai pada medan yang sangat curam.

Sedangkan opsionalnya adalah :

    3 adalah posisi untuk berjalan maju dan transmisi tidak akan berpindah pada posisi gir atas.
    O/D (Over Drive) adalah posisi supaya perpindahan gir pada transmisi terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi.

Varian AT

    4A/T adalah varian transmisi A/T yang sering dijumpai di banyak mobil.Teknologi 4A/T sudah cukup lama hadir di Indonesia.Digunakan pada mobil era 70'an sampai sekarang.Mobil yang menggunakan sistem ini antara lain: Toyota Kijang Krista 4AT dan LGX 4AT,Honda CR-V,Honda Fit/Honda Jazz,Toyota Crown,Toyota Camry,Toyota Corolla Altis,Toyota Corona,Honda Civic,dsb.4A/T menggunakan format P-R-N-D-S/2-L/1 (tanpa transmisi D3/3 dan tanpa O/D).

    5A/T.Tidak banyak berbeda dengan transmisi 4A/T,hanya formatnya yang berbeda.Jika format 4A/T adalah P-R-N-D-S/2-L/1 maka 5A/T memiliki format P-R-N-D-D3 (atau) O/D-2-1.5A/T digunakan pada mobil tahun 1990'an sampai sekarang (jarang mobil menggunakan 5A/T sebelum era 90'an mereka masih memakai 4A/T),antara lain:Suzuki Grand Vitara,Honda Brio,Honda Freed,Honda Fit/Honda Jazz,dsb.
Transmisi otomatis adalah transmisi yang melakukan perpindahan gigi percepatan secara otomatis. Untuk mengubah tingkat kecepatan pada sistem transmisi otomatis ini digunakan mekanisme gesek dan tekanan minyak transmisi otomatis. Pada transmisi otomatis roda gigi planetari berfungsi untuk mengubah tingkat kecepatan dan torsi seperti halnya pada roda gigi pada transmisi manual.

Kecenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Kenderungan yang sama terjadi juga pada sepeda motor seperti Yamaha Mio, Honda Vario.

Selasa, 18 November 2014

sistim pelumasan


sistim pelumasan
 Sistem Pelumasan Mesin Bensin  dan Diesel
Sistem pelumasan mesin bensin
Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh mobil tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar,  pelumasan bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin  lainnya, karena di sini terdapat panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Tujuan lain dari pelumasan pada motor bakar adalah:
1. Menyerap dan memindahkan panas.
2. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor      dari ruang pembakaran.
3. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian yang bergerak.
Pada sisitem pelumasan terdapat beberapa macam sistem yang saling melengkapi agar terjadinya pelumasan yang baik di dalam suatu kendaraan.
        Prinsip kerja sistem pelumasan:
Oli diangkat dari bak oli ( carter), oleh suatu sedotan, dari pompa oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang dikoperlkan dengan perputaran poros engkol, melalui pipa hisap.
Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah ( 1 ½ ) lingkar dnegan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas diesel.
Dalam hal yang terakhir ini oli hanya disalurkan ke dalam pipa yang cukup pendek saja ( y pass). Dari ini kotoran oli yang mungkin terbawa, baik dari luar maupun sirkulasi di dalam mesin sendiri. Sistem Pelumasan pada Rosker Arm dari klep, didapatkan melalui camp shaft, tappel dan push rod langsung menembus baud pengatur jarak rosker arm ( Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar sejenak ditampung bak per klep ; melalui celah antara push rod dan pipa pelindung push rod, oli mengalir ke bahah menuju ke bak charter. Untuk pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding charter ( crank case), juga masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case)

FUNGSI PELUMASAN
Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran  dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
Sebagai peredam
Piston, batang piston dan  poros engkol merupakan  bagian mesin menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.
Sebagai anti karat
Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

Bagian bagian yang penting dari mobil yang memerlukan pelumasan adalah
1. dinding silinder dan torak
2. bantalan poros engkol dan batang penggerak
3. bantalan poros kam
4. mekanisme katup
5. pena poros
6. kipas pendingin
7. pompa
8. mekanisme pengapian

Macam - macam sistem pelumasan

Seperti telah saya jelaskan dalam postingan sebelumnya disini tentang kegunaan dan fungsi sistem pelumasan, maka sekarang saya akan menjelaskan macam - macam sistem pelumasan . Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :

1. Jenis percik ( splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada pada ujung bagian bawah dari stang seher . Sehingga saat  mesin berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian - bagian yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe ini sudah tidak lagi digunakan.

2. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas.  Jenis inilah yang sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam - macam yaitu :

    model roda gigi ( gear type )
    model trocoid

Mengenai sistem pelumasan tipe ini akan saya bahas tersendiri dalam postingan saya berikutnya.

3. Jenis kombinasi
Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem pelumas tipe 1 dan tipe 2 .




Gambar : 1 Sebuah Sistem Pelumasan.


Karter atau panci oli terletak pada bagian bawah engine untuk menyimpan oli yang diperlukan untuk pelumasan engine.
Sebuah tutup pengisi oli ketika dibuka, menyediakan sebuah ruang yang memungkinkan oli dapat dimasukan kedalam engine.
Tongkat kedalaman merupakan batang yang dapat dicabut dengan mudah yang digunakan untuk menjelaskan jumlah oli engine dengan benar.
Pompa oli mensirkulasikan oli engine ke komponen-komponen engine untuk memberikan pelumasan kepada bagian-bagian yang bergerak sehingga mecegah keausan akibat gesekan.
Katup pembebas tekanan oli memungkinkan takanan oli yang berlebihan untuk kembali ke panci oli, termasuk ketika engine dingin (oli pekat), untuk mengurangi kemungkinan kerusakan komponen-komponen sistem pelumasan.
Sebuah saringan oli dipasangkan untuk menghalangi partikel-partikel kotoran terbawa masuk oleh oli engine yang dapat menimbulkan kerusakan engine. Katup By-pass dipasangkan yang memungkinkan oli tidak tersaring dan masuk ke engine dengan jalan pintas ketika saringan buntu/ penuh klotoran.
Saluran Serambi Utama dan pipa-pipa, sebagai dipelumas menuju engine.
Indikator tekanan oli dirancang untuk memberi sebuah peringatan jika tekanan oli pelumas turun dibawah tekanan yang diperlukan untuk kerja engine yang efektif.
Pendinginan oli sesuatu yang dipasang untuk mendinginkan oli pelumas dengan memindahkan kelebihan panas dengan pendingin udara yang dilewatkan pada inti pendingin.
Katup Ventilasi Ruang Engkol (Positif Crankcase Ventilation (PCV)) dirancang untuk membuang kebocoran asap yang dihasilkan oleh pembakaran-pembakaran yang masuk keruang engkol. Asap ini dihasilkan karena tekanan pada engine yang meningkat, dihasilkan karena kebocoran perapat oli pada silinder.



Gambar : 2 Positive Crankcase Valve (PCV)

Fungsi dari oli pelumas adalah :
1. Mengurangi keausan engine agar minimum.
2. Mengurangi gesekan dan kehilangan tenaga yang diakibatkannya.
3. Memindahkan panas.
4. Mengurangi suara engine
5. Sebagai perapat.
6. Membersihkan kompone-komponen engine.

Lima kondisi yang mengotori oli pelumas engine :

1. Kotoran karbon dari pembakaran engine.
2. Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke engine oleh oleh udara atau bahan bakar.
3. Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan engine, menjadi bercampur dengan oli.
4. Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran melalui ring-ring piston kedalam ruang engkoll.
5. Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui engine.


Dalam engine dua langkah, oli pelumas dicampurkan dengan sebuah perbandingan campuran dengan bahan bakar, dan dimasukkan dalam tangki. Campuran oli dan bahan bakar dikabutkan melalui karburator kedalam ruang engkol disini melumasi bagian-bagian bergerak engine.
Cara lain dari pelumasan campur menggunakan pompa oli untuk menekan oli yang diinjeksikan diatur oleh pembukaan katup gas.
Beberapa engine menggunakan sistem pelumasan penci kering. Oli pelumas dikumpulkan pada sebuah tangki atau penampung yang terpasang dilluar rangkaian engine. Pengaliran dilakukan dengan tekanan menuju rangkaian mesin oleh pompa oli pengalir dan disebarkan kebagian-bagian yang bergerak oleh saluran serambi utama atau pembuluh (saluran-saluran halus) dalam engine. Setelah melumasi komponen yang bermacam-macam, oli jatuh dipanci oli dibagian bawah engine dimana sebuah pompa pembilas mengambil oli tersebut dan mengembalikan ke penampung / tangki oli untuk disirkulasikan ulang.



Gambar : 3 Sistem Pelumasan Panci Kering.


Engin/mesin-mesin stationer 4 langkah kecil seperti pemotong rumput, menggunakan sistem pelumasan tipe ciprat / percik. Ketika poros engine berputar, bantalan ujung besar batang torak terendam didalam penampung oli, memercikan oli disekeliling bagian-bagian setengah bagian bawah engine.

Skop kecil terkadang dipasangkan pada ujung besar batang torak untuk membantu proses pengambilan oli. Apabila putaran engine meningkat bagian kabutan tipis oli menembus bagian-bagian bawah yang bergerak.


Perbedaan diantara sebuah sistem penyaringan tipe aliran penuh dan penyaringan tipe by-pass adalah bahwa sistem aliran penuh menggunakan sebuah elemen kertas atau model kaleng atau cartridge yang terpasang antara pompa oli dan saluran utama oli, untuk menyaring semua partikel ukuran besar sebelum menggores bantalan dan bagian-bagian penggerak lain.



Gambar : 4 Sringan Oli Aliran Penuh.




Sementara sistem penyaringan tipe by-pass menggunakan sebuah elemen saringan serupa, terpasang pada sisi tekanan dari pompa dan oli yang disaring kembali ke panci oli. Sebuah pembatas dipasang sehingga kira-kira 10 % dari oli yang dialirkan pompa tersaring.



Gambar : 5 Saringan oli By-pass.

Tiga tipe yang berbeda dari pompa oli pelumas engine adalah :
1. Pompa roda gigi.
2. Pompa rotor.
3. Pompa sabit.


Engine menggunakan sebuah sistem pelumasan mesin tipe tekanan juga memiliki tambahan sebuah saringan pengambil (saringan kasar) dari pengayak baja selain telah dilengkapi saringan oli dengan elemen kertas (saringan halus). Saringan tambahan ini dipasangkan pada panci oli pada sisi masuk pompa oli dan terdiri dari sebuah saringan kasar atau pengayak. Fungsi primernya adalah untuk mencegah pertikel-pertikel besar terisap naik ke pompa oli atau saluran oli.


Dua tipe indikator tekanan oli yang digunakan pada engine untuk menunjukkan kerusakan /gangguan tekanan oli :
1. Lampu peringatan.
2. Pengukur tekana oli.

Beberapa pabrik memasang sebuah magnet kecil pada pengetap panci oli yang menarik dan memegang partikel-partikel logam besi untuk mencegah partikel-partikel tersebut masuk kepompa karena dapat menyebabkan kerusakan. Magnet akan dibersihkan ketika melakukan penggantian oli.
Sistem Pelumasan Dalam Mesin Mobil | Bengkel Resmi Toyota Surabaya
Komponen-komponen Sistem Pelumasan :
Oil Pressure Switch
Suatu komponen yang berfungsi sebagai switch yang mengaktifkan lampu peringatan bila tekanan oli tidak tercukupi pada saat mesin mobil dinyalakan.
Oil Pump
Suatu komponen yang berfungsi untuk menarik oli yang berada di Oil Pump dan memompa oli tersebut ke seluruh bagian mesin mobil.
Relief Valve
Komponen ini bekerja untuk membebaskan tekanan pada saat Oil Pump mempunyai tekanan yang berlebihan.
Oil Strainer
Komponen yang berupa saringan oli dan terpasang di saluran masuk oli untuk memisahkan partikel yang besar dari oli.
Oil Filter
Komponen ini berfungsi sebagai penyaring kotoran yang tidak diinginkan dari oli mesin yang secara bertahap akan terkontaminasi dengan kotoran besi dan lainnya.


Apabila mesin mulai distart, gesekan antara bagian-bagian mesin akan mengurangi tenaga mesin. Oli pelumas yang memberikan pelumasan secara tetap pada bagian-bagian mesin untuk mencegah dan membatasi keausan. Pelumasan ini dilakukan oleh sistem pelumasan mesin.







CARA PEMERIKSAAN MINYAK PELUMAS

1. Tempatkan kendaraan ditempat yang rata
2. Apabila kendaraan habis perjalanan/ panas, tunggu 30 menit
3. Apabila kendaraan dalam kondisi dingin hidupkan 1-3 menit kemudian matikan
4. Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
5. Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
6. Periksa volume minyak ,harus pada level F dan L pada batang pengukur
7. Periksa Viskositas (kekentalan minyak) dengan jari tangan
8. Periksa perubahan warna minyak mesin

PERUBAHAN WARNA MINYAK MESIN

Warna merah berarti minyak tercampur bensin

Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan

Warna susu berarti bercampur dengan air

Warna coklat berarti bercampur dengan karbon

Minyak pelumas mesin bensin disarankan menggunakan minyak dengan tingkat kekentalan (viskositas) SAE 30 atau 20W/50 dengan API service SE keatas

 REFEREENSI LAIN

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :

    Mengendalikan gesekan
    Mencegah keausan
    Mendinginkan mesin

    Mencegah korosi
    Memelihara mesin tetap bersih
    Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan

Gesekan dan Keausan :

    Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.

    Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)

    Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
    Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin

Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :

    Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
    Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll

    Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)

    Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll

Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.

Prinsip Pelumasan
Tidak bisa dipungkiri – pelumas – atau yang lebih popular disebut oli – merupakan bagian tak terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, mobil secanggih apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pada manusia, pelumas adalah darah. Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.

Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumasan? Jawaban yang paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekan. Dua permukaan logam yang bergerak satu sama lain mempunyai gesekan. Fungsi pelumas adalah “memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, bisa dibayangkan apa jadinya. Mesin bisa rontok !
Pelumas juga berfungsi untuk mendinginkan mesin yaitu dengan cara menyalurkan panas akibat gesekan dan pembakaran. Selain itu juga berfungsi untuk membersihkan mesin dengan cara mengangkut kotoran dan elemen logam yang nantinya akan “dititipkan” di filter oli setiap sirkulasi. Fungsi lain dari pelumas yang tidak kalah penting adalah untuk memaksimumkan kompresi dan mempertahankan tekanan. Jika tekanan yang hilang terlalu besar pembentukan seal (lapisan pelumas) yang tidak baik, mesin akan kehilangan tenaga sehingga konsumsi bahan bakar meningkat – yang berarti pemborosan biaya. Begitu vitalnya pelumas bagi kendaraan bermotor atau mesin-mesin industri sehingga memacu para ahli untuk tak hentinya berusaha menciptakan formula yang dapat menghasilkan suatu pelumas berkualitas tinggi.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini – sejak ditemukannya minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan industri saat ini yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas tampung minyak pelumas di dalam mesin lebih kecil, temperatur operasi lebih tinggi dan juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
Fungsi Pelumas :

    Mengendalikan gesekan
    Mencegah keausan
    Mendinginkan mesin

    Mencegah korosi
    Memelihara mesin tetap bersih
    Memaksimumkan kompresi, mempertahankan tekanan

Gesekan dan Keausan :

    Gesekan : Hambatan yang menahan gerakan pada dua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.

    Akibat dari gesekan : timbul keausan, kehilangan energi, timbul getara (bunyi)

    Keausan : proses hilangnya sebagian material dari salah satu atau kedua permukaan yang saling berkontak dan bergerak relative.
    Akibat dari keausan : mengurangi umur pakai mesin, mengurangi kinerja mesin

Bahan dasar dan Aditif
Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil (minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan mesin, mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat, meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas yang baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak memerlukan tambahan aditif.
Memilih Pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya
Saat ini banyak sekali jenis dan merek pelumas yang beredar di pasar, masing-masing menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya. Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu mobil sering berganti-ganti merek dan jenis pelumas, sesuai saran dan “kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel (dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin. Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
Klasifikasi Mutu Pelumas (API Service)
Untuk mengukur standar mutu pelumas dipakai standar American Petroleum Institute (API) Service. American Petroleum Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai dengan kerja mesin.
Klasifikasi pelumas mesin berbahan bakar bensin ditandai dengan huruf S sedangkan untuk mesin diesel (berbahan bakar solar) ditandai dengan huruf C. Klasifikasi sesuai dengan tingkat kemampuan pelumas dimulai dari yang terendah adalah SA, SB, SC, SD, SE, SF, SG, SH, SJ dan SL (untuk mesin bensin) dan CA, CB, CC, CD, CE, CF-4, CH-4 dan CI-4 (untuk mesin diesel). Pelumas yang memenuhi standar mutu ditandai dengan pencantuman kata “API Service”, diikuti dengan klasifikasinya. Contoh : Pennzoil GT Performance Plus, API Service SJ.
Pelumas dengan API Service SL lebih baik kemampuan kerjanya dari SJ. Pelumas dengan API Service SJ lebih baik dari API Service SH, demikian seterusnya, yang berlaku juga untuk mesin diesel. Pelumas dengan API Service CH-4 lebih baik kemampuan kerjanya dari pelumas API Service CF-4. Oleh pembuat mesin, setiap kendaraan sudah ditentukan spesifikasi apa yang harus digunakan, yang tercantum dalam buku manual. Menggunakan pelumas yang spesifikasinya lebih tinggi dari yang ditentukan oleh pembuat mesin, tidak jadi masalah. Tetapi sangat tidak disarankan menggunakan pelumas dengan klasifikasi lebih rendah dari yang ditentukan karena akan berakibat kurang baik pada mesin.
Tingkat Kekentalan
Untuk mengurangi gesekan dan keausan, dibutuhkan “lapisan” di antara dua permukaan yang bergerak untuk mencegah kontak langsung logam dengan logam. Lapisan pelumas ini diperlukan dengan ketebalan yang minimum. Ketebalan lapisan pelumas tergantung pada kekentalan. Kekentalan adalah karakteristik yang sangat penting dari pelumas. Kalau kekentalan pelumas tinggi, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tebal. Kalau kekentalan rendah, maka lapisan pelumas yang terbentuk akan tipis.
Kalau standar API dipakai untuk mengukur standar mutu pelumas, maka untuk mengukur tingkat kekentalan pelumas dipakai standar SAE – Society of American Engineers.
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :

    Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
    Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE 10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll

    Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)

    Multi grade ditandai dengan dua angka SAE misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll

Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relative sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang banyak digunakan adalah pelumas multi grade. Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50 menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat seperti SAE 50.
Dibanding dengan pelumas mono grade, maka pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku, panas tidak cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok dipakai untuk semua mesin.
beberapa jenis pelumas yang beredar di Indonesia.


SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL

            Motor diesel adalah suatu motor yang merubah bentuk energi menjadi tenaga mekanik yang dihasilkan dri percampuran antara bahan bakar dengan udara dalam suatu proses pembakaran.
Motor diesel tebagi menjadi 2 komponen utama yaitu :
alt

















Gambar 1 komponen utama motor diesel
 a.   Bagian-bagian yang diam :

    Kepala silinder
    Blok silinder
    Tabung silinder
    Rumah engkol
    Pan minyak pelumas

b.   Bagian-bagian yang bergerak :

    Torak
    Batang torak
    Poros engkol
    Pompa bahan bakar
    Katup pamasukan Katup pembuangan.

Sesuai dengan Proses kerja pada motor yaitu :

    Memasukan udara ke dalam silinder, untuk pembakaran.
    Memampatkan udara di dalam silinder (agar suhu tinggi )
    Pembakaran bahan bakar oleh udara dengan suhu tinggi.
    Ekspansi gas hasil pembakaran, dihasilkan tenaga mekanis.
    Pembuangan gas sisa, agar silinder siap diisi dengan udara baru.

           Beroprasinya suatu sistem pelumasan yang bertujuan untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak, yang saling bergesekan pada bagian motor. Pelumasan juga sebagai media pendingin dari panas yang dihasilkan oleh bagian yang saling bergesekan, maupun dari panas yang di hasilkan dari proses pembakaran. Maka dari itu pelumasan dapat dikatakan sebagai salah satu elemen dasar dalam permesinan, sebab apabila telah terjadi kerusakan pada sistem pelumasan pada suatu mesin, maka secara otomatis mesin tersebut tidak dapat beroprasi.

SISTEM PELUMASAN PADA MOTOR DIESEL
1.   Pengertian Pelumasan

alt





Gambar 2. Bagan sistem pelumasan
Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang begerak secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat tadi yang :

    Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan dapat memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan suhu.
    Tetap membasahi permukaan kedua benda.
    Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
    Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.

                   Suatu zat yang dapat memenuhi persyaratan tadi disebut pelumas / lubricant.
Suatu benda atau logam yang tampak halus, sebenarnya tidak pernah mempunyai permukaan yang licin secara sempurna, seperti yang terlihat dengan mata biasa, tetapi jika dilihat dengan mikroskop akan terlihat bahwa pada permukaan tersebut merupakan tonjokan-tonjolan dan lekukan-lekukan mikroskopis. Sehingga bila kedua permukaan tersebut bersinggunan satu dengan yang lain, bagian yang merupakan tonjolan dan lekukan pada kedua benda akan saling mengait. Sehingga apabila kedua permukaan tadi bergerak satu dengan yang lain maka terjadi suatu tahanan  yang besar karena tonjolan dan lekukan yang saling mengait harus saling mematahkan. Patah nya tonjolan dan lekukan tadi akan menimbulkan panas, dan tahanan tadi disebut tahanan gesekan. Dam gesekan yang tadi di sebut gesekan kering.
Permukaan yang kasar tidak dapat dihaluskan seluruhnya dengan cara digosok atau diampelas, karena tonjolan dan lekukan tadi sangat tidak teratur, sehingga efek keausan akan berjalan terus.
Kalau pemisahan antara kedua permukaan dengan menggunakan pelumas, gesekan masih tetap ada, yang di sebut gesekan cair. Nilai gesekan cair jauh lebih kecil dibandingkan gesekan kering.
2.   Fungsi Pelumasan

    Mengurangi tingkat keausan pada benda yang saling bergerak bergesekan.
    Mengurangi timbulnya panas yang berlebihan

Fungsi lain dari pelumasan :

    Sebagai media pendingin

menghilangkan panas dari bsagian-bagian yang bergesekan

    Sebagai zat perapat kebocoran

menyekat udara antara ring piston dengan dinding silinder

    Sebagai zat pembersih.

menghilangkan karbon didalam sylinder dan debu dan menyaringnya.

    Sebagai peredam suara dari getaran


3.   Sifat-sifat Minyak Pelumas
a.   Umum.
Agar menghasilkan suatu pelumasan yang baik, maka diperlukan minyak pelumas yang dapat memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan minyak pelumas adalah :
1)  Tekanan bantalan
2)  Kecepatan pergesekan
3)  Bahan yang bergesekan
4)  Ruang antara bahan yang bergesekan
5)  Aksesabilitas
6)  Suhu dan tekanan kerja
b.   Viskositas
Viskositas adalah sifat daari suatu fluida, sebagai gesekan internal, yang menyebabkan fluida tersebut melawan untuk mengalir.
Angka Viskositas SAE untuk pelumas motor
Angka viskositas
SAE
   
Rentantang Viskositas, Saybolt seconds
Pada suhu 1300F
   
Pada suhu 2100F
Min
   
Max
   
Min
   
Max
10
   
90
   
119
   
   
20
   
120
   
184
   
   
30
   
185
   
254
   
   
40
   
255
   
   
   
80
50
   
   
   
80
   
104
60
   
   
   
105
   
124
70
   
   
   
125
   
150
c.   Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang  mempunyai viskositas yang sama pada suhu tertentu.
d.   Pour Point
Pour point atau suhu tuang , atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat mengalir.
e.  Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat percobaan, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil didekatkan pada uap tadi.
Titik nyala minyak pelumas yang digunakan pada motor berkisar antara 175º C sampai 260º C tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak pelumasnya.
f.  Carbon Residu
Carbon residu ialah berat sisa dari minyak pelumas yang telah terbakar.
g.  Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam milligram dari potassium hydroxide, yang diperlukan untuk menetralkan suatu gram minyak.
h.  Warna
Warna minyak pelumas berguna hanya untuk tujuan identifikasai, dan bukan menunjukan kualitas suatu minyak.

4.   Bagian-bagian yang dilumasi
Umumnya bagian-bagian yang dilumasi pada motor diesel ialah semua bagian-bagian yang saling bergesekan misalnya :
a.   Antara torak dan tabung silinder
b.   Antara poros dengan bantalan poros
c.   Antara roda-roda gigi dan sebagainya.

PERAWATAN SISTEM PELUMASAN
1.      Bak minyak pelumas.
Bukalah bak minyak pelumas setiap 500 jam, dan bersihakanlah bak minyak tersebut. Dan saringan hisap dari pompa minyak pelumas dengan mempergunakan minyak ringan atau minyak cuci.
2.      Saringan minyak pelumas
Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci, sementara itu periksalah kertas saringan, apabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau warna tembaga tembaga, maka hal itu menunjukan adanya keausan pada bantalan-bantalannya, segera lakukan perbaikan
3.      Tekanan minyak pelumas
Apabila tekanan minyak pelumas tidak dapat mencapai bilangan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, matikanlah mesin lakukanlah pemerikasaan :
a.      Apakah isi minyak pelumas didalam cukup ?
b.      Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan minyak pelumasnya ?
c.       Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran-salurannya ?
d.      Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah udara masuk kedalam saluran minyak pelumas ?
e.      Apakah ada bantalan yang rusak ?
f.        Apakah alat pengatur tekanan minyak pelumas bekerja dengan baik ? biasanya kotoran didalam saluran minyak pelumas menyebabkan gangguan pada sistem pelumasannya.
MACAM-MACAM SISTEM PELUMASAN
1.      Sistem pelumasan sump kering
Sistem pelumasan motor yang tidak memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas, tetapi menggunakan tanki tersendiri diluar motor.
Minyak pelumas yang jatuh ke dalam sump, selanjutnya dialirkan dengan pompa, melalui sebuah filter, dan dikembalikan lagi ke dalam tangki supply yang terletak diluar dari pada motor tersebut. Pompa ini mempunyai kapasitas yang besar, sehingga dapat mengosongkan sama sekali sumpnya
            Pada umumnya dengan sistem ini di pergunakan juga sebuah oilcooler, baik yang menggunakan air atau udara sebagai medium pendinginannya untuk keperluan pendinginan dari pada minyak pelumasnya.

alt













Gambar 3. Sistem pelumasan sump kering
Keterangan :

    Tangki penampungan                        5.  Tangki ekspansi (penampung
    Filter                                                  6.  Filter
    Pompa minyak pelumas                     7.  Bagian mesin yang dilumasi
    Pendingin minyak                               8.  Pengatur tekanan minyak pelumas

2.      Sistem pelumasan sump basah
Sistem pelumasan sump basah ialah sistem pelumasan motor yang memanfaatkan karakternya sebagai penampung minyak pelumas.
Dalam sistem ini, dibagian bawah dari pada karter sebuah piringan (pan) yang juga merupakan tangki supply dan ada kalanya sebagai alat pendingin untuk minyak pelumasnya, minyak yang jatuh menetes dari silinder-silinder dan bantalan-bantalan, kembali ke tempat ini, untuk selanjutnya dialirkan kembali dengan sebuah pompa minyak kedalam sistem pelumasanya lagi. Tipe sistem sump basah yang umum diguunakan ialah:
a.      Sistem percikan dan sirkulasi pompa
b.      Sistem percikan dan tekanan
c.       Sistem tekanan
alt













Gambar 4 sistem pelumasan sump basah
Keterangan :
1.      Tangki penampungan
2.      Saringan hisap (strainer)
3.      Pompa minyak pelumas (Pompa di   dalam karter)
4.      Saringan (filter)
5.      Pendingin minyak pelumas
6.      Bagian mesin yang dilumasi.
7.      Katup pengatur tekanan minyak pelumas
MEKANISME PELUMASAN
.           Proses pelumasan adalah seperti pada gambar 5, yang merupakan suatu bidang bantalan, dengan ruang antara (clearance)di lukiskan secara berlebihan, untuk sekedar ilustrasi. Minyak pelumas membasahi kedua permukaan. Minyak pelumas dapat dikatakan terdiri dari lapisan-lapisan, dan garis titik horizontal melukiskan batas-batas dari lapisan minyak tadi.
Pada gambar 5a. permukaan bantalan adalah sejajar, permukaan atas tinggal diam sedang, permukan bawah bergerak dengan kecepatan tetap dan sejajar dengan permukaan. Tidak ada gaya normal terhadap kedua permukaan. Kedua permukaan dipisahkan oleh suatu film minyak dengan ketebalan yang sama lapisan minyak pelumas yang menempel pada permukaan bawah akan bergerak dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan permukaan bawah.
Pada gambar 5b. kedua permukaan dalam keadaan berhenti, ada gaya normal pada kedua permukaan, sehingga minyak pelumas cenderung terdesak keluar. Dan besarnya kecepatan  pada masing-masing lapisan di lukiskan lagi dengan vektor-vektor.
            Pada gambar 5c. merupakan kombinasi pada gambar 4a dan 4b. pada kecepatan minyak pelumas pada tiap titik dari lapisan ditentukan dengan menjumlah vektor-vektor pada masing-masing titik pada kondisi gambar 4a dan gambar 5b.
Pada gambar 5d. permukaan atas tidak ditahan sejajar dengan permukaan bawah, tetapi di buat sedikit miring. Maka bentuk film minyak pelumas jadi seperti bentuk baji. Sehingga akibat kemiringan ini minyak pelumas dapat mengalir secara terus menerus, dan integrasi kecepatan aliran film minyak pelumas pada permukaan dan sepanjang bantalan adalah tetap, dan menjamin pemisahan kedua permukaan.
Aliran minyak pelumas dan variasi tekanan pada blok yang miring dari sebuah thrust blok terlihat pada gambar 6.
alt





























Gambar 5. Bagan Aliran Minyak Pelumas

alt
































Gambar 6. Pendinginan minyak pelumas

KLASIFIKASI MINYAK PELUMAS
Dulu klasifikasi API (MM,ML,DG,DM,DS) digunakan untuk klsifikasi service minyak pelumas. Kadang-kadang hal ini kurang jelas dan perincian kondisinya untuk kemampuan pelumasan tidak selalu berhubungan dengan situasi sebenarnya. Untuk hal inilah tiga organisasi di Amerika Srikat (SAE,API,ASTM) bergabung untuk mengembangkan system klasifikasi yang baru, yang telah diresmikan pemakaiannya sejak juli. 1970. Klasifikasi yang dulu, dibagi menjadi golongan motor bensin dan motor diesel ; dan diklasifikasikan sebagai SA, SD, dengan huruf S pada huruf pertama menyatakan commercial, kedua duanya dari golongan-golongan tersebut mempunyai 4 (empat) kelas berturut-turut.

SAE      : Society of Automotive Engineers
API       : American Petroleum Institute
  • ASTM   : American Society for Testing Materials.
Di bawah ini keterangan mengenai minyak mesin yang di definisikan sebagai klasifikasi system yang baru.
   
KLASIFIKASI LAMPAU  (A.P.I)
   
KLASIFIKASI SEKARANG
MOTOR
BENSIN
   
ML
MM
MS
   
SA
SB
SC. SD
MOTOR
DIESEL

   
DG
DM
DS
   
CA
CB. CC
CD
Klasifikasi     Service mesin api     Minyak mesin ASTM
SA
    Untuk service motor bensin dan diesel untuk mesin dalam keadaan biasa, yang tak memerlukan kombinasi aditiv minyak     Tak termasuk aditiv, selain dari pada untuk pengentalan atau minyak penetrasi
SB
    Untuk service motor bensin beban ringan.untuk mesin yang bekerja alam keadaan biasa ang membtuhkan sedikit aditiv kombinasi dari minyak.     Miyak anti oxidant a gesekan
SC
    Motor bensin untuk truk dan mobil yang dibuat antara 1964-1967 dan bekerja dibawah tahun 1964 dalam masa garansi pabrik. Minyak ini mempunyai sifat yang baik terhadap temperatur rendah dan tinggi, melindungi pengendapan dan mempunyai sifat untuk mengurangi gesekan     Miyak ini sesuai dengan permntaan pabrik-pabrik untuk model 1964-1967 terutama dipakai untuk mobil da mempunyai ketahanan pada temperatur rendah, anti pelumpuran dan anti karat.
SD
    Untuk 1968 motor bensin truk dan mobil yang beroprasi dibawah 1962     Minyak sesuai permintaan pabrik-pabrik setelah 1968, terutama dipakai untuk mobil dan mempunyai ketahanan pada temperature rendah anti pelumpuran dan anti karat
CA
    Motor diesel biasa memakai bahan bakar bermutu tinggi. Minyak yang dipakai ini untuk spesifikasi ini terutama pada pemakaian antara 1940 dan 1950, minyak ini dipakai dengan mutu bahan bakar yang tinggi dan sifatnya anti karat pada bearing/bantalan dan mencegah pengendapan pada temperatur tinggi     Dipakai untuk memenuhi kemampuan MIL-L-21004A pada motor-motor diesel tampa supercharger dan motor bensin dengan pemakain bahan bakar kadar sulfur rendah
CB
    Motor diesel dengan beban berat motor diesel yang bekerja pada oprasi biassa dengan mutu bahan bakar yang rendah yang menyebabkan tempertur tinggi dan karat pada bantalan. Kadang-kadang motor motor bensin dipakai dalam kasus ini. Minyak ini diformalisasikan tahun 1949. Minyak ini dipergunakan untuk bahan bakar dengan kadar sulfur tinggi dan melindungi bantalan dari karat dan temperature tinggi.     Minyak ini dipakai untuk motor bensin dan motor bensin tanpa turbocharger ini termasuk minyak MIL-L-2104A yang ditest dengan kadar sulfur tinggi pada bahan bakar
Kesimpulan :
    Sistem pelumasan merupakan salah satu elemen dasar dalam permesinan, karena apabila telah terjadi kerusakan sistem pelumasan padamesin tersebut maka mesin tidak dapat beroprasinal dengan baik.
    Sistem pelumasan ditujukan untuk mengurangi gesekan yang terjadi, sehingga dapat mengurangi keausan yang di sebabkan oleh gesekan tadi.
    Sistem pelumasan juga digunakan sebagai media pendingin dari panas yang di hasilkan dari gesekan yang terjadi dan dari proses pembakaran.
    Minyak pelumas yang baik ialah minyak yang memenuhi setandart yang telah ditentukan.
    Setiap jenis mesin memiliki jenis minyak pelumas yang berbeda.

PEGERTIAN TENTANG MUFFLER

  • PEGERTIAN TENTANG MUFFLER
 Sistem pembuangan adalah saluran untuk membuang sisa hasil pembakaran pada mesin pembakaran dalam.
Sistem pembuangan terdiri dari beberapa komponen, minimal terdiri dari satu pipa pembuangan. Di Indonesia dikenal juga sebagai knalpot yang merupakan kata serapan dari bahasa Belanda yang secara harfiah berarti saringan suara.
 Desain Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil pembakaran mesin ketempat yang aman bagi pengguna mesin.
Gas hasil pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan panas dan cepat melepaskan panas.
 Saluran pembuangan tidak boleh melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau mudah rusak karena panas.
Meskipun tampak sederhana, desain sistem pembuangan cukup berpengaruh terhadap performa mesin.[1] Komponen utama Skema sistem pembuangan: 8 Ruang bakar. 9 Katup buang. 10 Saluran buang. 11 Exhaust manifold. 12 Catalytic converter. 13 Muffler. Umumnya komponen dalam sistem pembuangan terdiri dari : Kepala silinder, dimana pipa pembuangan dimulai, kecuali pada mesin dua langkah dimana saluran pembuangan ditempatkan dibagian bawah dinding silender. Exhaust manifold atau exhaust header, dimana pipa dari beberapa ruang bakar/silinder bergabung.
 Catalytic converter untuk menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan NOx Knalpot, pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran. Peredam suara atau disebut juga muffler, yang berfungsi untuk meredam suara. Pada sepeda motor, peredam bunyi ada di dalam knalpot sedangkan pada mobil umumnya terlihat dengan jelas berupa tabung sebelum ujung pipa pembuangan. Selain itu ada opsional komponen berupa Turbocharger yang menggunakan tenaga atau energi yang masih tersisa untuk memutar turbin agar udara yang akan dimasukkan ke ruang bakar bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan tenaga yang lebih besar.

PEGERTIAN TENTANG CATALYTIC CONVERTER

CATALYTIC CONVERTER
 Catalist adalah suatu zat yang menimbulkan reaksi kimia yang zat itu sendiri tidak berubah bentuk maupun beratnya. Sebagai contoh apabila HC,CO dan NOx dipanaskan dengan oksigen sampai 500o C, tidak terjadi reaksi kimia. Akan tetapi apabila pemanasan tersebut berlangsung di catalyst maka akan terjadi reaksi kimia dan gas ini berubah menjadi CO2,H2O dan N2 yang tidak berbahaya. Ada 3 system catalytic converter, yaitu : • System Oxidation Catalyst (OC) Di dalam CCO (Catalytic Converter for Oxidation), CO dan HC direaksikan dengan oksigen untuk membentuk CO2 dan H2O yang tidak berpolusi. 2CO + O2 2CO2 4HC + 5O2 4CO2 + 2H2O agar oksidasi bekerja dengan efisien, maka harus ada kelebihan oksigen pada exhaust manifold. Oleh karena itu harus ada udara murni yang di masukkan ke converter. Akan tetapi karena hanya mengurangi sedikit NOx, gas buang harus diresirkulasikan melalui system EGR. • System Three-Way Catalyst (TWC) Type ini merupakan yang paling ideal dari semua type catalytic converter. Karena tidak hanya CO dan HC saja yang dirubah menjadi zat non pulosi tetapi juga NOx. NO dan O2 sebagai komponen oksidasi (yang menyebabkan terbakar), dan CO dan HC sebagai komponen yang berkurang (terbakar) bereaksi sesuai dengan persamaan umum seperti di bawah ini dan membentuk komponen netral (inactive) N2, H2O dan CO2. • System Three-Way Catalyst dan Oxidation Catalyst (TWC-OC) System ini digunakan pada system emission control dengan system oxidation catalyst dan three way catalyst untuk lebih banyak mengurangi polusi udara. System ini merupakan kombinasi dari 2 sistem yang sudah dibahas sebelumnya. Pencarian Lain alternatif pencarian lain yang dapat anda gunakan untuk mencari pengertian dari CATALYTIC CONVERTER adalah yang lebih baik dan lengkap bisa anda cari di wikipedia dan mencari di mesin pencari lainnya. misalnya di situs pencari google, yahoo, bing, dan lain-lain. saya punya satu tips jika anda hanya mencari sebuah sinonim di mesin pencari, gunakan saja google translate dengan memasukan 1 kata saja maka akan muncul sinonim dari kata yang anda submit

Sabtu, 15 November 2014

pegertian tentang piston/torak/seher

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin pembakaran dalam silinder hidraulik, pneumatik, dan silinder pompa.

Tujuan piston dalam silinder adalah:
    Mengubah volume dari isi silinder, perubahan volume bisa diakibatkan karena piston mendapat tekanan dari isi silinder atau sebaliknya piston menekan isi silinder. Piston yang menerima tekanan dari fluida dan akan mengubah tekanan tersebut menjadi gaya (linear).
    Membuka-tutup jalur aliran.
    Kombinasi dari hal di atas.
Dengan fungsi tersebut, maka piston harus terpasang dengan rapat dalam silinder. Satu atau beberapa ring (cincin) dipasang pada piston agar sangat rapat dengan silinder. Pada silinder dengan temperatur kerja menengah ke atas, bahan ring terbuat dari logam, disebut dengan ring piston (piston ring). Sedangkan pada silinder dengan temperatur kerja rendah, umumnya bahan ring terbuat dari karet, disebut dengan ring sil (seal ring).
Piston mesin
Piston dengan 2 ring kompresi dan 1 ring oli, waktu dikeluarkan dari silinder mesin

Piston  adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui batang piston (connecting rod). Material piston umumnya terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan tertentu (aluminium alloy). Dikarenakan bahan tersebut maka piston memiliki muaian yang lebih besar dibandingkan dengan rumahnya (cylinder blok). Hal tersebut harus diantisipasi dengan clearence cylinder blok dan piston (selisih diameter piston dengan diameter cylinder blok). Clearance ini bervariasi untuk masing2 piston. Banyak salah pengertian di antara pada mekanik bahwa piston harus sesak atau pas dengan cylinder blok. Hal ini mengakibatkan seringnya terjadi macet (jammed) pada saat mesin panas (overheat). Seharusnya piston longgar terhadap cylinder blok. Banyak orang mengira bentuk dari piston adalah bulat. Sesungguhnya bentuk piston adalah oval dengan bagian terkecil terletak didaerah lubang pin piston. Bagian atas dari piston (tempat ring piston) selalu lebih kecil dari bagian bawah piston (bagian ekor). Pada saat dimasukan ke dalam cylinder blok (yang berbentuk bulat sempurna), bentuk oval dari piston ini akan mengakibatkan bagian yang lebih kecil terlihat lebih renggang.
Ring piston(torak)

Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi untuk pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder. Ring oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.

Jumat, 14 November 2014

pegertian saringan atau filter

Fungsi saringan oli atau filter oli dalam Sistem Pelumasan.
Oli mesin berangsur angsur akan menjadi kotor bercampur dengan carbon, endapan lumpur, kotoran kotoran dan lain lain. Filter oli dibutuhkan untuk menyaring kotoran kotoran tersebut, jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi saringan oli pada sistem pelumasan adalah untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat di dalam oli, sebelum oli itu melumasi bagian-bagian mesin seperti poros engkol, mekanisme katup, dan lain sebagainya. Karena apabila bagian bagian yang bergerak dan bergesekan tersebut dilumasi oleh oli yang kotor atau terdapat kotoran, maka dapat mengakibatkan komponen komponen tersebut akan cepat menjadi aus, lebih lagi dapat menyebapkan kerusakan.

Pada filter oli juga dipasang relief valve. Apabila elemen eleman saringan tersumbat oleh kotoran-kotoran, maka akan terjadi perbedaan tekanan antara saluran masuk dan saluran keluar. Dan apabila sudah melebihi tekanan yang sudah ditetapkan (yakni 1kg/cm2, 14 psi, 98 KPa), maka katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal dan parah.
Peringatan :
Kinerja sistem pelumasan salah satunya tergantung pada kualitas minyak pelumas atau oli, sedangkan kualitas oli sangat tergantung pada kualitas penyaringan oleh filter oli ini, oleh karenanya lakukan penggantian filter ini secara berkala sesuai dengan operasi kendaraan atau petunjuk pabrik pembuat, agar oli selalu bersih dan dapat berfungsi dengan baik. Karena apabila kualitas oli yang buruk dapat menyebapkan komponen komponen mesin menjadi cepat aus.

PENGERTIAN TENTANG KARBURATOR DAN FUNGSINYA

Pengertian dan Fungsi Karburator

   Karburator merupakan bagian terpenting dari sepeda motor. Hampir semua sepeda motor menggunakan karburator karena umumnya sepeda motor menggunakan bensin untuk menjalan kan

     karena itu karburator yang baik harus mampu membuat gas yang sempurna dan sesuai dengan kebutuhan mesin. untuk mendapatkan pembakaran sempurna di butuhkan perbandingan mesin dan udara dalam pencampuran gas, menurut teoritis adalah 1:15 artinya 1 gram bensin di campur dengan 15 gram udara.

    Apabila perbandingan campurannya lebih dari 1:15 misal 1:18 dikatakan campuran miskin 1:12 di katakan campuran kaya.

  Fungsi Karburator

        karburator berfungsi untuk mencampur bahan bakar dan udara yang akan masuk ke dalam mesin pembakaran

 Komponen karburator dan Fungsi

   1. Mangkok Karburator ( float chamber )
   Berfungsi untuk menyimpan bensin pada waktu belum digunakan
2. Klep / Jarum Pelampung
   Berfungsi untuk mengatur masuknya bensin kedalam mangkok
    karburator.
3. Pelampung ( float ) Berfungsi untuk mengatur agar tetapnya
    bahan bakar didalam mangkok karburator.
4. Skep / Katup gas Berfungsi untuk mengatur gas  yang masuk kedalam silinder                             5. Pemancar jarum ( main jet / needle jet )
     Berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor digas besarnya diatur oleh
      terangkatnya jarum skep                                                                                                                   6. Jarum Skep / Jarum Gas ( Jet needle )
     Berfungsi untuk mengatur besarnya semprotan bensin dari main nozzle pada
      waktu motor di gas.
  7. Pemancar Besar / induk ( main jet )
       berfungsi untuk memancarkan bensin saat motor di gas tinggi.
   8. Pemancar Kecil / stasioner ( slow jet ).
       berfungsi untuk memancarkan bensin saat stasioner.
   9. Sekrup Gas / baut gas ( throttle screw )
       berfungsi untuk setelan posisi skep sebelum di gas.
  10. skrup udara / baut udara ( air screw )
        berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan bensin.                       11. katup cuk ( choke valve )                                                                                                                      berfungsi untuk menutup udara luar masuk ke karburator sehingga gas menjadi                                kaya digunakan saat start.
Kendala yang dihadapi saat menyetel langsam :
- Mesin tersendat-sendat (tidak bisa stabil).
- Periksa lubang main jet dan slow jet, pastikan tidak tersumbat dan sudah terpasang dengan baik.
- Ukuran Main jet dan slow jet tidak berubah ( sesuai dengan standar ) apabila tidak sesuai, maka
   bisa susah langsam, karena campuran BB tidak tepat.
- Periksa apakah ada kebocoran udara pada karburator dan intake manifold.
- Putaran mesin turun terlalu lama (nge-gerung).
- Periksa kemungkinan baut karburator masih kendor, sehingga ada kebocoran udara.
- Periksa kedudukan jarum skep & skep sudah tepat dan tidak macet/seret pada saat balik.
- Periksa per skep mungkin sudah lemah.
- Periksa lubang main jet dan slow jet, pastikan tidak tersumbat dan sudah terpasang dengan baik.
- Periksa, kemungkinan BB bercampur dengan air.
- Knalpot nembak-nembak setelah gas ditarik.
- Periksa lubang main jet dan Pilot jet, pastikan tidak tersumbat dan sudah terpasang dengan baik.
- Periksa tidak ada kerusakan pada seal(karet) pada stelan angin, dengan membuka dan melepas
   skrup setelan angin dari karburator.
- Periksa dan pastikan bahwa skrup stelan angin tidak cacat (ujung yang lancip pada stelan angin
   tidak patah).

Sejarah dan Pengembangan 

          Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama János Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang otomotif.   

     Karburator umum digunakan untuk mobil berhahan bakar bensin sampai akhir 1980-an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain untuk mencapai efisiensi bahan bakar.