Rabu, 20 Mei 2015

keselamatan dalam merakit komputer

A. APD (Alat Pelindung Diri) dalam Merakit PC
Wearpack Standar : Untuk melindungi tubuh kita terimbas oleh kecelakaan, maka kita harus menggunakan pakaian kerja (wearpack) yang standar
Sepatu dari Karet Warna Hitam : Untuk menghindari sengatan listrik.
Gelang Antistatik : Gelang antistatik (bahasa Inggris: antistatic wrist strap, ESD wrist strap, atau ground bracelet) adalah alat yang digunakan untuk mencegah pengosongan elektrostatik (Bahasa Inggris: electrostatic discharge, yang disingkat ESD) dengan membumikan (grounding) seseorang yang sedang mengerjakan alat elektronika.
Fungsi dari Gelang Anti Statis :

1. Memperlambat/mencegah terjadinya kerusakan pada komponen-komponen PC.
2. Mencegah tersengat aliran listrik sa'at memperbaiki PC


B. Tips Keamanan keselamatan Kerja (K3) dalam Merakit PC
Sebelum merakit sebuah PC ada beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam menunjang Keamanan keselamatan Kerja (K3) dalam Merakit PC, diantaranya adalah:


1. Hindari merakit dalam keadaan berkeringat, karena kemungkinan keringat akan menetes keperalatan yang sedang kita rakit tanpa kita ketahui, lalu saat kita menyalakan power supply maka terjadilah hubungan pendek dan merusak hasil rakitan kita.

2. Hindari memegang atau meyentuh langsung kaki prossesor yang ada termasuk chipset. Karena dikhawatirkan adanya listrik statis yang dimiliki tubuh kita akan merusakkomponen tersebut. Untuk mencegah hal ini kita harus meng-ground-kan tubuh kita dengan cara memengang cassing saat power dihidupkan.

3. Pada setiap tahap perakitan sebalum menambahkan komponen yang baru, power suplly harus dimatikan. Memasang komponen pada saat power supply hidup akan merusak komponen yang akan di pasang dan komponen lainnya.

4. Jangan lupa menyiapkan peralatan dan bahan-bahan sebelum memulai perakitan, agar seluruh kegiatan perakitan tidak terhambat pada kemungkinan kurangnya peralatan yang ada.

5. Hindari pemasangan komponen harddisk dengan kasar, karena dapat merusak harddisk tersebut.




"semoga postingan kami di sukai atau banyak yang melihat atu juga banyak juga untuk meyelesaikan tugas anda semua"

perlindungan utuk karian atau yang di kenal K3 untuk PT Astra

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu yang membahasa tentang kesehatan dan keselamatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil kerja. Produktivitas suatu perusahaan salah satunya sangat bergantung pada peran yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Kemampuan tenaga kerja untuk melakukan produksi memerlukan dukungan dan jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya.

Pada kondisi kesehatan yang baik, kondisi lingkungan kerja yang sehat, proses kerja yang aman, dan hubungan kerja yang damai (Peaceful Industrial Relations), maka tenaga kerja dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan kemampuan terbaik mereka. Kenyataan menunjukkan bahwa pelaksanaan K3 ditempat-tempat kerja masih jauh dari harapan, hal ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan akan K3 dan umumnya manajemen masih menganggap K3 sebagai pemborosan (ferliest post). Sementara dengan kemajuan teknologi permesinan yang semakin canggih dan proses produksi yang semakin kompleks akan menghasilkan berbagai faktor polutan yang semakin beragam bentuknya, serta tingkat paparannya yang dapat berbahaya bagi tenaga kerja. Untuk penangan bahaya industri tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan personalia K3 di setiap tempat kerja industri atau perusahaan.


1. Pentingnya K3

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu ilmu yang membahasa tentang kesehatan dan keselamatan pekerja, lingkungan kerja, dan hasil kerja. Produktivitas suatu perusahaan salah satunya sangat bergantung pada peran yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Kemampuan tenaga kerja untuk melakukan produksi memerlukan dukungan dan jaminan keselamatan dalam melakukan pekerjaannya. Pada kondisi kesehatan yang baik, kondisi lingkungan kerja yang sehat, proses kerja yang aman, dan hubungan kerja yang damai (Peaceful Industrial Relations), maka tenaga kerja dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab dengan kemampuan terbaik mereka. Oleh karena itu kondisi kesehatan tenaga kerja yang baik dan lingkungan kerja yang aman merupakan kebutuhan perusahaan yang memerlukan perhatian khusus.

Gangguan kesehatan dan kecelakaan pada tenaga kerja dapat ditimbulkan oleh faktor–faktor yang berkaitan dengan pekerjaan dan bukan pekerjaan. Kejadian kecelakaan kerja baik terjadi pada tenaga kerja maupun pada peralatan kerja merugikan perusahaan karena dapat menurunkan produksi dan menjadi beban ekonomi yang mungkin tidak sedikit bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan memerlukan upaya yang dapat menciptakan tenaga kerja yang sehat dengan cara membuat program pengobatan, dan pencegahan secara dini bagi tenaga kerja. Begitupula dengan lingkungan kerja perlu disehatkan dengan cara; memberikan pengaman bagi peralatan yang berbahaya bagi pekerjanya, melindungi tenaga kerja dengan APD, dan menggunakan bahan baku yang aman, dan proses kerja yang ergonomis. Pembinaan dan perlindungan kesehatan kerja terhadap tenaga kerja dapat dilakukan melalui penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

2. Pengertian K3

K3 merupakan singkatan dari kata Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kesehatan Kerja
Kesehatan berasal kata sehat yang artinya tidak mengalami suatu penyakit. Kerja adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sesuatu produk, jadi kesehatan kerja adalah suatu keadaan dimana kesehatan pekerja, lingkungan kerja dan hasil kerja yang dihasilkan kondisinya sehat. Pekerja yang sehat, lingkungan kerja yang sehat merupakan salah satu syarat untuk menghasilkan produk yang baik.

Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja berasal dari kata selamat artinya terhindar dari bahaya, karena ini berhubungfan dengan pekerjaan maka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan :

1. Mesin

2. Pesawat

3. Alat Kerja

4. bahan dan prosesnya

5. Tempat dan lingkungan kerja

6. Cara melakukan pekerjaan (Undang-Undang No. 1 Tahun 1970).

Secara Filosofi: suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keuntungan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rokhaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Secara Keilmuan: ilmu pengetahuan dan penerapannya tentang dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
3. Tujuan K3

Keselamatan Kerja bertujuan untuk :

1. Melindungi Kesehatan dan keselamatan pekerja

2. Meningkatkan kesejahteraan dan kenerja

3. Menjamin kesehatan dan keselamatan orang lain dalam lingkungan kerja

4. Mengamankan sumber polutan

5. Menyehatkan lingkungan kerja

6. mengefisienkan kegiatan

4. Istilah-Istilah Dalam K3

Potensi Bahaya (hazard) ialah suatu keadaan yang memungkinkan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerurian berupa cedera, penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan.
Tingkat bahaya (danger)
Adalah ungkapan adanya potensi bahaya secara relatif. Kondisi yang berbahaya mungkin saja ada, akan tetapi dapat menjadi tidak begitu berbagaya karena telah dilakukan beberapa tindakan pencegahan.

Risiko (Risk)
Menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakaan/kerugian pada priode waktu tertentu atau siklus operasi tertentu.

Insiden (Incident)
Kejadian yang tidak diinginkan yang dapat dan telah mengadakan kontak dengan sumber energi melebihi nilai ambang batas badan atau struktur.

Kecelakaan
Adanya suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses-proses yang telah diatur dari suatu aktivitas.

Aman/Selamat
Adalah suatu kondisi tiada ada kemungkinan malapetaka (bebas dari bahaya).

Tindakan tidak aman (Unsafe action)
Adalah suatu pelanggaran terhadap prosedur keselamatan yang memberikan peluang terhadap kejadian kecelakaan.

Keadaan tak man (Unsafe condition)
Adalah suatu kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

5. Sejarah Perkembangan K3

Sejarah Perkembangan K3 Tingkat Dunia
Kapan perkembangan K3 dimulai secara tepat tidak diketahui, namun ada anggapan bahwa K3 mulai timbul sejak adanya pekerjaan dalam hubungannya dengan adanya sistim pengupahan atau penggajian.

Dari beberapa literature ditemukan bahwa pada abad ke-16 mulai ada keterangan-keterangan yang lebih jelas tentang gambaran kecelakaan dan penyakit yang diderita oleh pekerja tambang.

Pada abad ke-17, Bernardine Ramazzini yang oleh beberapa penulis dianggap sebagai Bapak K3, di dalam bukunya yang berjudul “De Morbis Artificum Diatriba” menguraikan tentang berbagai jenis penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja. Dengan demikian Ramazzini telah memperjelas persoalan bahwa pekerjaan dapat menimbulkan penyakit, yang sampai saat ini dikenal dengan penyakit akibat kerja. Selaian itu dia juga manambahkan cara-cara menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja.

Pada pertengahan abad ke-18, dengan terjadinya revolusi industri di Inggris, dimana saat itu mulai ditemukan cara-cara berproduksi baru, mesin-mesin baru untuk industri seperti mesin tenun, generator serta mesin untuk pengangkutan, maka K3 pun juga mengalami perkembangan yang lebih pesat lagi. Perkembangan yang demikian juga terjadi dinegara-negara Erpa lainnya serta Amerika.

Pertumbuhan dan perkembangan teknologi dinegara-negara maju pada abad ke-20 ini, seperti teknologi produksi didalam industri, teknologi komunikasi, teknologi pertambangan, dan teknologi canggih lainnya merupakan tantangan bagi perkembangan K3. Dan kenyataan mampu berkembang mengikuti kemajuan yang cepat sesuai dengan laju pertumbuhan teknologi.

Sejarah Perkembangan K3 di Indonesia
Seperti halnya dengan perkembangan K3 dinegara-negara maju lainnya. Perkembangan K3 di Indonesia tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya. Kemajuan-kemajuan yang dicapai di eropa sangat dirasakan sejak timbulnya revolusi industri, nemun perkembangan K3 sesungguhnya baru dirasakan (terjadi) bebrapa tahun setelah Negara kita merdeka yaitu pada saat munculnya Undang-Undang Kerja dan Undang-Undang Kecelakaan, meskipun permulaannya belum berlaku, namun telah memuat pokok-pokok tentang K3.

Selanjutnya oleh Departemen Perburuhan pada tahun 1967 didirikan lembaga Kesehatan Buruh yang kemudian pada tahun 1965 berubah menjadi Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Buruh.

Pada tahun 1966 didirikan Lembaga igiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja di Departemen Tenaga Kerja, dan Dinas Higiene Perusahaan/Sanitasi umum dan Dinas Kesehatan Tenaga Kerja di Departemen Kesehatan. Disamping itu juga tumbuh organisasi swasta yaitu Yayasan Higiene Perusahaan yang berkedudukan di Surabaya. Untuk selanjutnya organisasi Hiperkes (Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja) yang ada dipemerintah dari tahun-ketahun selalu mengalami perubahan-perubahan dengan nama sebagai berikut:

1. Pada tahun 1969 berubah menjadi Lembaga Nasional Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

2. Pada tahun 1978 berubah menjadi pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Hiperkes).

3. Pada tahun 1983 berubah lagi menjadi Pusat Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

4. Pada tahun 1988 berubah menjadi pusat Pelayanan Ergonomi, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

5. Pada tahun 1993 berubah lagi menjadi Pusat Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Jadi jelas bahwa perkembangan K3 di Indonesia berjalan bersama-sama dengan pengembangan kesehatan kerja yaitu selain melalui institusi, juga dilakukan melalui upaya-upaya penerbitas buku-buku, majalah, leaflet K3, spanduk-spanduk, poster dan disebabarluaskan ke Seluruh Indonesia. Kegiatan lain adalah seminar K3, konvensi, lokakarya, bimbingan terapan K3 diadakan secara berkala dan terus menerus.

Organisasi K3 adalah Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja (AHKKI) yang memiliki cabang diseluruh Provinsi Wilayah NKRI dengan pusat di Jakarta.

Program pndidikan keahlian K3 dilaksanakan baik dalam bentuk mata kuliah pendidikan formal yang diberikan pada beberapa jurusan di Perguruan Tinggi, juga diberikan dalam bentuk In formasl berupa kursus-kursus keahlian K3. dan salah satu keahlian yang berkembang di tahun 2004 adalah HIMU = Higiene Industri Muda.


Dari segi peraturan perundang-uandang yang berlaku, yaitu perundangan yang menyangkut K3 yang terdapat dalam Undang-Undang No.1 tahun 1970, Peraturan Menteri dan Surat edaran telah banyak diterbitkan.

cara melakukan cun up pada mobil anda

Untuk menyempurnakan tulisan pada awal mulanya sebagai doc (dokumen) di Hargamobiloke, kesempatan ini masih tetap mau mengajak Anda mengulas Langkah urutan Tune-up Mobil. Langkah-langkan urutan tune-up mobil toyota, serta dari beragam merk lainya atau bahan bakar bensin, diesel, inkeksi, efi, konvensional pasti cuma mempunyai sedikit ketidaksamaan dalam pelaksanaan saja. Tengah peralatan yang diperlukan cuma sesuaikan sesuai sama kepentingan. Ok! Segera saja kita mulai pembahasannya.

Setelah mesin dikerjakan analisis unutk tiap-tiap kerusaknnya, jadi setelah itu pekerjaan tune up bisa kita mulai sesuai sama urutan. Lantaran proses tune up mobil harus berurut. Ini mempunyai tujuan agar tidak berjalan pengulangan pekerjaan karena sebagian dari service komponen bakal punya pengaruh pada beberapa komponen yang lain.

Langkah-langkah membuka cun up

a. Saringan Angin (Air Filter)
Saringan angin lebih dahulu harus diservis di banding dengan komponen yang lain, karena saringan angin yaitu komponen mesin yang paling dingin di banding dengan komponen yang lain setelah mesin dihidupkan. Selain itu saringan angin juga mempunyai dampak pada komponen lain apabila diservis paling akhir, seperti pada pembentukan gabungan angin dan bensin di saluran pada intake manifold (saluran pemasukan gas).

Saringan angin atau mungkin saja lebih popular dengan sebutan filter ada di dalam kotak berbentuk lingkaran yang serupa piring. Kotak itu terbuat dari pelat besi umum. Saat pengapian, putaran stasioner sangat dipengaruhi oleh saringan angin. Penyetelan idel juga dipengaruhi oleh saringan angin.

b. Platina
Setelah saringan angin dibersihkan atau mungkin saja diganti, komponen setelah itu yang butuh diservis yakni platina. Platina ada di dalam distributor. Platina perlu di cek atau mungkin saja diservis lebih dahulu sebelum akan menyetel saat pengapian dan putaran stasioner. Apabila platina disetel setelah penyetelan saat pengapian dan putaran stasioner, akan berjalan pengulangan kerja. Setelah platina dibersihkan dan dipasang, saat pengapian pasti berpindah, karena saat pengapian dipengaruhi oleh celah platina. Apabila celah platina makin besar, saat pengapian akan maju sedikit. Sebaliknya, apabila celah platina lebih sempit, saat pengapian akan mundur.

Putaran stasioner juga dipengaruhi oleh celah platina. Apabila celah platina makin besar, putaran stasioner akan turun. Sebaliknya, apabila celah platina semakin kecil, putaran stasioner akan naik sedikit. Walaupun perubahan putaran stasioner itu tidak sekian besar, perlu diperhatikan untuk ketelitian hasil servis. Situasi permukaan kontak platina sangat mempunyai dampak pada putaran stasioner dan bunyi mesin. Apabila permukaan platina kotor, putaran stasioner akan turun. Namun, apabila permukaan platina dibersihkan, putaran stasioner akan naik. Karena itu, tidak cocok apabila platina diservis setelah penyetelan putaran stasioner dan gabungan gas.

Setelah perbaikan platina selesai, manfaatkanlah platina dengan benar. Perhatikan kabel yang bisa menyebabkan hubungan singkat dengan bodi mesin. Hubungan singkat dengan bodi mesin mengakibatkan tidak terjadinya loncatan bunga api pada busi. Bila mobil sudah menggunakan CDI jadi tidak butuh lewat sisi ini.

c. Kabel Busi
Setelah platina diservis, tutup distributor tidak butuh selekasnya dipasang. Check situasi tutup distributor beserta kabel-kabelnya. Kontrol itu ditangani setelah menyervis platina dengan maksud untuk efisiensi kerja.

Situasi mesin dipengaruhi oleh kualitas pengapiannya. Kualitas pengapian dipengaruhi oleh nyala api busi dan kabel¬kabel businya. Namun, kabel busi harus di cek atau mungkin saja diservis lebih dahulu daripada businya, karena kabel busi yaitu pengantar untuk lewatnya arus tegangan tinggi ke busi. Nyala api busi sangat dipengaruhi oleh situasi kabel-kabel businya.

Kabel busi tidak dapat diganti dengan kabel yang sembarangan kualitasnya. Hal sejenis ini ditujukan untuk jauhi masalah yang besar pada busi. Isolasi kabel busi harus penuhi prasyarat, karena listrik yang dialirkan bertegangan tinggi (15. 000-20. 000 volt). Isolasi kabel busi yang sudah usang harus diganti kabelnya. Perubahan kabel busi sebaiknya satu unit, dengan harga yang bermacam¬macam. Umumnya, semakin mahal harga nya, semakin paling baik kualitasnya.

Kabel busi yang retak isolatornya atau mungkin saja telah usang menyebabkan timbulnya crossfire, yakni induksi pada kabel busi yang berdekatan, sampai busi yang kabelnya diserang induksi meloncatkan bunga api liar dan menyebabkan kerja mesin terganggu. Cross fire menyebabkan bunyi mesin kasar dan tenaga mesin jadi turun. Untuk mengecek kabel busi biasanya besarnya tahanan diukur menggunakan Ohm mtr., apabila besarnya tahanan tidak sesuai sama sama standartnya jadi kabel busi diganti dengan yang paling baik.

d. Tutup Distributor
Tutup distributor sebaiknya di cek kondisinya bersamaan dengan kontrol kabel-kabel busi dan servis platina. Hal sejenis ini ditujukan untuk meng¬hemat waktu kerja. Apabila pemeriksa¬an tutup ditributor ditangani se¬telah mesin dihidupkan, akan mengulangi pekerjaan melepas dan mencabut kabel busi dan tutup dis¬tributor.

Tutup distributor dinyatakan paling baik apabila kondisinya sebagai berikut.

Tidak retak.

Arang pada tutup distributor yang bertindak meng¬alirkan listrik tegangan tinggi tidak aus.
Bisa tutup dengan rapat.

Ada type tutup distributor yang dilengkapi lubang ventilasi di bagian atas tutup itu. Faedah lubang ventilasi itu yakni untuk penguapan air yang terlilit di dalam tutup distributor. Karena itu ada ventilasi itu, uap air bisa keluar sampai distributor selalu kering.

e. Accu
Kontrol setelah itu yakni kontrol accu. Kontrol accu meliputi sebagai berikut.

Tinggi Air Accu

Air accu harus cukup, yakni ketinggiannya pada garis batas atas (upper level) dan garis batas bawah (lower level). Apabila air accu jumlahnya kurang, tambahkan dengan accu zur sekedarnya. Ketinggian air accu pada prinsipnya yakni merendam seluruhnya sebagian sel accu sekurang-kurangnya 1 cm di atas sebagian sel accu itu. Apabila mobil menggunakan accu kering, perawatannya jadi lebih mudah karena tidak memerlukan air accu yang bisa berkurang karena penguapan. Kutub-kutub accu juga harus bersih, tidak kotor oleh jamur atau mungkin saja sejenisnya. Namun, harga accu kering lebih mahal sampai terdapat beberapa mobil yang menggunakan accu basah. Air accu yang kurang (di bawah standard) mengakibatkan reaksi pada accu tidak maksimal, sampai arus yang dihasilkannya tidak penuhi untuk penuhi kepentingan listrik pada mobil.

Bersihkan Kutub-kutub Accu dari Jamur dan Karat

Jamur pada kutub-kutub accu bisa dibersihkan dengan air hangat, tengah karat yang mengotori kutub-kutub accu harus dibersihkan dengan ampelas.

Segi yang nampaknya remeh, tetapi sangat paling utama, yakni klem atau mungkin saja penjepit kabel accu dengan kutub- kutubnya. Klem itu mudah sekali kendor. Apabila klem kendor, mesin akan mati karena busi tidak melon¬catkan bunga api. Untuk melindungi klem agar selalu bertindak dengan paling baik, ke¬raskan baut pengikatnya dan gunakan klem yang bermutu paling baik. Kutub-kutub accu yang kotor atau mungkin saja berkarat menyebabkan tahanan sangat besar. Menyebabkan, arus yang mengalir jadi berkurang (kecil) sampai tenaga mesin jadi berkurang, bahkan mesin tidak bisa dihidupkan.

Pada kontrol pengapian, umumnya accu di cek paling akhir, itu juga apabila bunga api yang keluar dari busi sangat kecil dan segi pengapian yang lain telah diservis.

f. Busi
Busi sebaiknya di cek setelah pengukuran tekanan kompresi atau mungkin saja sebelum akan penyetelan celah katup. Alasannya, pada pengukuran tekanan kompresi maupun penyetelan celah katup busi dalam kondisi tidak terpasang, bisa menghasilkan efisiensi kerja yang optimal. Saat pengukuran kompresi, busi harus dilepaskan karena lubang busi digunakan untuk memasukkan ujung alat pengukur tekanan kompresi. Pada penyetelan celah katup, busi sebaiknya dalam kondisi tidak terpasang agar mesin mudah saat diputar.

Segi busi yang perlu di cek yakni elektrodanya, yang meliputi kebersihan dan celah elektrodanya. Elektroda yang kotor harus diampelas dengan ampelas besi dan elektroda positif dan elektroda negatif tidak dapat berkenaan. Karena itu, harus disetel celahnya. Ada kotoran pada ke-2 elektroda busi bisa mengakibatkan terhalangnya jalan loncatan bunga api listrik.

Setelah elektrodanya dibersihkan dengan ampelas, pada elektroda busi perhatikan banyak hal sebagai berikut.

Apabila ada lingkaran berwarna agak biru pada elektroda tengah dengan insulatornya, berarti type busi yang digunakan cocok.

Apabila insulatornya agak hitam dan elektrodanya berwarna biru, berarti type businya terlalu dingin.

Apabila insulatornya berwarna putih dan berjalan erosi pada elektrodanya, berarti type businya terlalu panas.

Ada tiga type busi, yaitu busi panas, tengah, dan dingin. Busi type panas kurang tahan pada panas, type dingin tahan pada panas. Busi panas cocok untuk perjalanan jauh.

g. Menyetel Celah Katup
Langkah paling cocok sekian selesai menyervis busi yakni menyetel celah katup. Selama penyetelan celah katup, busi tidak butuh dipasang di lubangnya. Biarlah mesin tidak ada busi untuk sebentar, hingga penyetelan katup selesai.

Penyetelan celah katup dalam kondisi mesin tidak ada busi akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut.

Mesin akan lebih mudah diputar saat mencari posisi top kompresi semasing silinder.
Mempermudah dalam mengecek posisi piston, yakni sudah mencapai titik puncaknya atau mungkin saja belum.
Lebih aman, karena mesin tidak mungkin saja saja berputar (hidup) tidak ada busi.

1. Prasyarat Penyetelan Katup
Agar penyetelan katup berhasil dengan paling baik, harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut.

Penyetelan ditangani waktu katup tutup rapat.
Penyetelan ditangani waktu celah katup paling besar.
Penyetelan katup dapat berhasil dengan paling baik apabila system kerja mesin (gerak naik-turun piston) sesuai sama sama gerak katup-katupnya.

2. Langkah Penyetelan
Ada dua langkah penyetelan untuk penuhi persyaratan agar penyetelan katup berhasil dengan paling baik, yaitu sebagai berikut.

Dengan memutar poros engkol (pub), untuk buat piston ada di posisi top kompresi semasing silinder. Cara barusan banyak membutuhkan tenaga dan waktu, karena harus memutar pull sesuai sama sama juga dengan ada banyak silinder sampai mempunyai posisi piston pada top silinder 1, 2, 3, 4, dsb. Saat posisi top kompresi, ke-2 katup iNdan EX harus dalam kondisi tutup rapat, sampai bisa disetel celahnya.

Dengan memutar poros engkol (pub), untuk buat piston pada posisi top kompresi silinder 1 dan silinder lain yang diperlukan sesuai sama sama system kerja mesin. Cara barusan lebih cepat dan menghemat dengan tenaga, tetapi memerlukan pengetahuan teknik mobil yang cukup, terlebih hubungan pada urutan pengapian (FO = firing order) dan penyetelan katup.

h. Positive Crank Case Ventilation (PCV)
PCV yakni sistem ventilasi ruang engkol. Uap bensin yang bocor ke ruang engkol dialirkan kembali ke ruang bakar mesin melalui satu selang yang menghubungkan ruang engkol ke intake manifold

Setelah penyetelan katup, sebaiknya PCV diservis lebih dahulu sebelum akan. tes kompresi. PCV sedikit mempunyai dampak pada tekanan kompresi dan putaran mesin. Tidak ada PCV putaran mesin lebih rendah di banding dengan waktu PCVdiaktiflan.

Dalam servis PCV, yang perlu di cek yakni kerja katup PCV dan kerapatan selang-selangnya. Katup PCV yang telah rusak sebaiknya diganti dengan yang baru.

i. Saat Pengapian
Saat pengapian sebaiknya disetel setelah penyetelan putaran mesin. Alasannya, karena saat pengapian yang tercatat dalam buku basic servis mobil yakni saat pengapian pada putaran stasioner. Apabila saat pengapiannya disetel pada putaran tidak stasioner, akan berjalan pengulangan kerja. Hal sejenis ini sebenarnya bisa dijauhi, karena sekian pu¬taran mesin disetel, saat penga¬t, piannya pasti berpindah.

Prinsip penyetelan saat pengapian yakni memutar dis¬tributor dalam kondisi mesin hidup sampai mendapatkan bunyi mesin yang paling halus dengan tenaga yang paling besar. Prinsip penyetelan ini bisa buat jadi basic, apabila penyetelan saat pengapian ditangani tidak ada menggunakan timing- light (penyetelan perigapian) atau mungkin saja alat bantu yang lain.

Distributor dapat diputar ke kiri atau mungkin saja ke kanan setelah baut pengikatnya dikendorkan. Apabila distributor diputar berlawanan arah dengan putaran rotor, berarti saat pengapiannya dimajukan. Sebaliknya, apabila distributor diputar searah dengan putaran rotor, berarti saat pengapian dimundurkan.

j. Idel
Penyetelan idel yaitu penyetelan yang paling akhir dalam tune-up mesin mobil. Hasil penyetelan idel tidak mempunyai dampak pada saat pengapian, celah katup, kompresi, dan pendinginan. Sebaliknya, idel sangat dipengaruhi oleh bermacam komponen mesin.

Menyetel idel pada prinsipnya yakni menyetel gabungan pada angin dengan bensin pada putaran idling. Jadi sebelum akan menyetel gabungan idel, putaran mesinnya harus stasioner lebih dahulu. Apabila setelah penyetelan idel, lantas putaran stasionernya berpindah, putaran stasionernya harus disetel lagi.

k. Tali Kipas
Dalam tune up, tali kipas juga harus disetel. Kekencangan tali kipas mempunyai dampak pada pendinginan dan putar¬an alternator. Apabila tali kipas kendor, putaran mesin tidak bisa memu-tar kipas pendingin dengan paling baik karena selip.

Menyebabkan, pendinginan oleh kipas tidak sesuai sama sama putaran mesin sampai mesin jadi panas. Selain itu, putaran alternator juga tidak bisa maksimum sampai pengisian ke baterai kurang paling baik.

Menghidupkan Mesin Setelah Tune-Up
Setelah tune-up selesai dan mesin akan dihidupkan, perhatikan seluruhnya komponen mesin sudah terpasang di tempatnya dengan benar atau mungkin saja belum. Apabila semuanya komponen telah terpasang dengan benar, hidupkan mesin pada ifputaran stasioner beberapa menit. Selama mesin berputar stasioner, dengarkan bunyi normal, naikkan putaran mesin perlahan-lahan sambil perhatikan bunyi mesin, getaran, dan asap knalpotnya. Apabila sudah yakini tidak ada permasalahan atau mungkin saja ketidaknormalan pada mesin, berarti tune-up telah selesai.
Usai… hingga di sini semoga Anda telah dapat mengerti pengertian Tune-up Mobil, Manfaat serta maksudnya, lantaran telah kita bahas saat sebelum ini. Di sini, step paling akhir kita cuma fokus pada langkah pelaksanaan sesuai sama urutan tune-up mobil sesuai sama yang Hargamobiloke kenali.

Usai… hingga di sini semoga Anda telah dapat mengerti pengertian Tune-up Mobil, Manfaat serta maksudnya, lantaran telah kita bahas saat sebelum ini. Di sini, step paling akhir kita cuma fokus pada langkah pelaksanaan sesuai sama urutan tune-up mobil sesuai sama yang Hargamobiloke kenali. Jadi tentang biaya, cost serta langkah tune-up yang lebih sepesifik, mungkin saja sesuai sama merk toyota atau honda, bahan bakar solar/bensiin atau efi serta injeksi dapat kita bahas di kesempatan yang lain

penerapan PT astra pada saat pendaftaran

PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI PT ASTRA HONDA MOTOR

PT Astra Honda Motor adalah perusahaan manufakturing & distribusi sepeda motor terbesar di Indonesia, dengan jumlah karyawan lebih dari 20.000 orang. Sesuai dengan visi perusahaan, PT. Astra Honda Motor selalu berupaya untuk menyediakan solusi mobilitas terbaik yang mampu memenuhi kebutuhan konsumen dengan sistem manajemen kelas dunia.

Untuk itu kami membutuhkan sumber daya manusia terbaik yang kreatif, inovatif, kompetitif dan siap bergabung dalam pencapaian tujuan tersebut. Dalam pengelolaan SDM, PT. Astra Honda Motor memiliki sistem manajemen pengelolaan SDM yang profesional dengan prinsip Internally Fair dan Externally Competitive disertai dengan pengembangan SDM melalui program-program pelatihan dan pengembangan lainnya serta jenjang karir yang jelas seiring dengan berkembangnya bisnis sepeda motor yang semakin meningkat.

Setiap orang di PT Astra Honda Motor dihargai sesuai dengan prestasi dan potensinya, jika Anda adalah orang yang memenuhi kualifikasi yang diinginkan, kami tunggu kehadiran Anda untuk bergabung bersama PT. Astra Honda Motor.

Menghadapi tantangan pasar sepeda motor di Indonesia yang semakin ketat, PT. Astra Honda Motor membutuhkan sumber daya manusia yang kreatif, kompetitif, dan inovatif. Untuk itu PT. Astra Honda Motor membuka kesempatan berkarir di perusahaan manufaktur tingkat dunia dengan sistem karir yang Internally Fair dan Externally Competitive.



  1. Tahap 1 seleksi adminitrasi
  2. Tahap 2 ability test
  3. tahap 3 peronality test dan interview psikolong

Senin, 18 Mei 2015

dampak negatif globalisasi

A). Dampak Positif Globalisasi :
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
Kemajuan teknologi menyebabkan kehidupan sosial ekonomi lebih produktif, efektif, dan efisien sehingga membuat produksi dalam negeri mampu bersaing di pasar internasional.
Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Dapat memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik.
Meluaskan pasar untuk produk dalam negeri.
Kemajuan di bidang teknologi, komunikasi, informasi, dan transportasi yang memudahkan kehidupan manusia.
Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi).
Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
Berkembangnya turisme dan pariwisata.
Meningkatkan pembangunan negara.

B). Dampak Negatif Globalisasi :
Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh masyarakat.
Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu/ darurat, misalnya sakit,kecelakaan, atau musibah hanya ditangani oleh segelintir orang.
Maraknya penyelundupan barang ke Indonesia.
Perusahaan dalam negeri lebih tertarik bermitra dengan perusahaan dari luar, Akibatnya kondisi industri dalam negeri sulit berkembang.
Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi limbah industri.
Menghambat pertumbuhan sektor industri.
Terjadinya sikap mementingkan diri sendiri (individualisme)
Adanya sikap sekularisme yang lebih mementingkan kehidupan duniawi dan mengabaikan nilai-nilai agama.
Timbulnya sikap bergaya hidup mewah dan boros karena status seseorang di dalam masyarakat diukur berdasarkan kekayaannya.
Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

pegertian k3

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.[1] K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial. Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu.[2] Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit. K3 terkait dengan ilmu kesehatan kerja, teknik keselamatan, teknik industri, kimia, fisika kesehatan, psikologi organisasi dan industri, ergonomika, dan psikologi kesehatan kerja.